ANALISIS KEMAMPUAN PENULISAN AKSARA DAN BAHASA MANDARIN
TERHADAP PERKEMBANGAN KECERDASAN ANAK
Asyrofil
Hidayah1), Andresya Barqiyyatul Munjilah2),
Wiena Maharani3), Sebastian Nugraha Putra4)
1Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya (Penulis 1)
2Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya (Penulis 2)
3Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya (Penulis 3)
4Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Brawijaya (Penulis 4)
Abstract
Bahasa Mandarin merupakan
bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris yang digunakan hampir di
seluruh dunia. Penelitian di Singapura dan Prancis menunjukkan bahwa bahasa
Mandarin bermanfaat terhadap perkembangan kecerdasan anak. Hal tersebut karena
dalam penulisan aksara Mandarin harus berdasarkan urutan goresan sehingga bisa
melatih daya ingat dan imajinasi anak-anak. Misalnya angka 5 (五) dalam bahasa Mandarin
akan diimajinasikan oleh anak-anak sebagai kursi, dan sebagainya. Dalam hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Mandarin dapat bermanfaat
untuk anak-anak terutama siswa SD di kota Malang. Misalnya, menambah
kekreatifitasan anak, daya ingat dan imajinasi serta kemampuan softskill siswa.
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, psikotes, serta wawancara
dan observasi mendalam terhadap para responden dan sampel penelitian. Hasil
dari penelitian ini diharapkan bisa diterapkan an menjadi alternatif
pembelajaran bahasa Mandarin untuk anak-anak karena bisa bermanfaat terhadap
perkembangan kecerdasan anak.
Mandarin
is the second international language after English used almost all over the
world. Research in Singapore and France showed that the Mandarin beneficial to
the development of children's intelligence, as in the writing of Chinese
characters should be based on the order of strokes so that it can train your
memory and imagination of children. For example the number 5 (五) in Mandarin will be imagined by children as chair, and so
on. In the results of this study indicate that Chinese language learning can be
beneficial to childrens, especially primary school students in the city of
Malang. For example, add childrens creativity, memory and imagination as well
as soft skill students. The method used is descriptive qualitative,
psychological test, as well as in-depth interviews and observations of the
respondents and the research sample. Results from this study are expected to be
applied to an alternative learning Mandarin to childrens because it can be beneficial
to the development of children's intelligence.
Keywords:
aksara dan bahasa Mandarin, kecerdasan anak, pembelajaran Mandarin anak
1.
PENDAHULUAN
Bahasa
Mandarin merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa inggris yang telah
dipakai hampir di seluruh dunia. Bahasa Mandarin juga bahasa resmi yang dipakai
PBB sehingga menyebabkan begitu mudahnya penyebaran bahasa ini selain juga
karena faktor penduduk Tiongkok yang memang menyebar hampir di seluruh dunia.
saat ini berdasarkan data dari UNESCO yang dirilis pada tahun 2008 menyatakan
bahwa saat ini bahasa Mandarin adalah bahasa yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia yang dipakai lebih dari satu miliar orang (naskah pidato Huang
Yao-Hui, 2012).
Hasil
resmi penelitian di Singapore yang dilaksanakan oleh Zeng pada bulan Januari
tahun 2008 yang telah meneliti lebih dari 7000 anak membuktikan bahwa anak-anak
yang belajar bahasa Mandarin dapat meningkatkan IQ dan kemampuan. IQ anak
Singapore berusia 6 hingga 12 tahun yang belajar bahasa Mandarin lebih tinggi
dibandingkan dengan anak-anak Inggris, Jerman dan Australia yang tidak
mempelajari bahasa Mandarin.
Di
Perancis pada awal tahun 2008 mempublikasikan sebuah artikel tentang “10 Alasan
Utama Belajar bahasa Mandarin” hal ini menandakan adanya kelebihan dalam
mempelajari bahasa Mandarin. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa beberapa
alasan mempelajari bahasa ini adalah bahasa Mandarin bermanfaat bagi bisnis, menambah
sebuah ketrampilam bekerja, mempelajari Mandarin tidak sulit, dapat menyatukan
niat dan fikiran, belajar bahasanya berarti lebih mudah mempelajari budayanya,
melatih sel-sel syaraf dan membuka kecerdasan anak-anak”. Berbagai bukti
tersebut semakin mendorong meningkatnya pengguna bahasa Mandarin di seluruh
dunia.
Sebuah
penelitian ilmiah di Amerika membuktikan bahwa belajar bahasa Mandarin
bermanfaat bagi perkembangan otak, meningkatkan IQ dan memperkuat efektifitas
belajar. Penelitian semacam ini pun selalu terbukti kebenarannya di banyak
negara. Diawali pada tahun 1982, seorang pakar psiko-logi, Cha De Lin,
mempublikasikan hasil penelitiannya yang menggegerkan dunia di sebuah majalah
iptek terkenal di dunia bernama NATURE. Cha De Lin melakukan sebuah penelitian
terhadap IQ anak-anak dari lima negara yaitu Inggris, Amerika, Perancis, Jerman
dan Jepang, menemukan bahwa IQ keempat negara Amerika dan Eropa nilai
rata-ratanya 100, sedangkan IQ rata-rata anak-anak Jepang adalah 111,
penyebabnya adalah anak-anak Jepang telah mempelajari huruf Kanji atau
aksara Mandarin. Pembuktiannya adalah proses rancang bangun dalam aksara Mandarin
yang membutuhkan pemikiran yang fokus dan konsentrasi karena merupakan sebuah
kegiatan berpikir yang cukup besar, antara lain dengan pemusatan konsentrasi.
Selain
bahasa Mandarin juga terdapat aksara Mandarin sebagai sebuah simbol tulisannya.
Aksara Mandarin merupakan aksara atau huruf yang sangat unik dimana setiap
kata/huruf melambangkan satu arti/makna tersendiri, berbeda dengan bahasa
jepang atau korea yang memiliki abjad. Sehingga hal tersebut membuat pembelajar
bahasa Mandarin harus menghafalkan ribuan aksara Mandarin. Kemudian selain
banyaknya jumlah, aksara Mandarin juga memiliki keunikan tersendiri, dimana
untuk menuliskannya memiliki tata cara tersendiri berdasarkan urutan goresan.
Jika salah menuliskan urutan goresan, missal terlupa menulis satu goresan saja
maka akan memiliki arti yang berbeda pula. Dari segi penulisan pun sudah bisa
dilihat bahwa pembelajar bahasa Mandarin harus memiliki ketelitian, kesabaran
dan keindahan dalam menulis aksara Mandarin.
Bahasa
merupakan sistem dari suatu simbol yang menyatakan pikiran dan perasaan
seseorang, sedangkan aksara merupakan system dari bentuk tertulis (tercatat)
dari bahasa. Dengan kata lain, bahasa adalah jenis yang pertama ada, kemudian
aksara. Aksara merupakan simbol bentuk tertulis dari kata-kata yang diucapkan
(Suparto, 2003:4).
Metode
penerapan pembelajaran aksara Mandarin terhadap anak-anak bisa dilakukan dengan
membuat imajinasi gambar asal mula aksara Mandarin tersebut. Sehingga bisa
membuat anak-anak lebih mudah belajar dan menghafal aksara Mandarin yang
berjumlah ribuan. Pada umumnya anak-anak di Indonesia mempelajari bahasa Mandarin
sebagai bahasa kedua mereka. Akan tetapi anak-anak merupakan tahap yang sangat
tepat untuk mempelajari bahasa kedua seperti bahasa Mandarin.
2.
METODE
Dalam penelitian ini kami
menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah metode penelitian yang
menghasilkan data deskriptif mengenai kata-kata lisan maupun tertulis, dan
tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti (Taylor dan Bogdan,
1984:5). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memahami secara rinci berbagai
hal yang berkaitan dengan dinamika kehidupan sosial seseorang /masyarakat serta
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya
(dalam hal ini yaitu pengaruh aksara Mandarin terhadap perkembangan kecerdasan
anak sekolah dasar).
Teknik penentuan informan
dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling atau yang disebut juga judgemental sampling atau sampel
pertimbangan bertujuan merupakan teknik penentuan informan dengan mengambil
informan hanya yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sampel ini digunakan jika
dalam upaya memperoleh data tentang fenomena atau masalah yang diteliti
memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi spesifik atau kriteria khusus
berdasarkan penilaian tertentu, dan tingkat signifikansi tertentu, dalam
kaitannya dengan penelitian ini yaitu siswa sekolah dasar di SD Advent dan
Brawijaya Smart School (BSS) Malang yang memenuhi syarat/kriteria yang akan
kami sampaikan kriterianya di bawah. Teknik ini biasanya dilakukan karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
besar seperti “seluruh siswa SD di Malang” sehingga kami perlu membatasi
informan penelitian dengan syarat/kriteria tertentu. Keuntungan dari pada
teknik ini adalah terletak pada ketepatan peneliti memilih sumber data
(informan) sesuai dengan variabel yang diteliti (Arikunto, 2002). Selain itu
menurut pernyataan Strauss (1987) bahwa penelitian kualitatif tidak dapat
dipaksakan, tergesa-gesa, dan buru-buru (Denzin, 2009:295). Oleh karena
keterbatasan waktu, tenaga, dan dana dalam penelitian ini, maka teknik purposive
sampling adalah teknik yang kami rasa paling tepat.
Kemudian kami melakukan
tes psikologi untuk mengukur tingkat kecerdasan sampel penelitian. Selain itu
kami juga melaksanakan wawancara kepada pihak-pihak yang terakit penerapan
pengajaran bahasa Mandarin, misalnya kepala Dinas Pendidikan bidang sekolah
dasar, sekolah-sekolah yang menerapkan pembelajaran bahasa Mandarin. Kami juga
melakukan observasi dan pengamatan mendalam terkait siswa SD Advent yang
mendapat pembelajaran bahasa Mandarin, sehingga kami dapat mengetahui hasil
yang diharapkan.
3.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil
yang dicapai dari penelitian ini adalah telah dilaksankannya wawancara dengan
berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini, seperti Kepala Dinas
Pendidikan Sekolah Dasar di kota Malang, Kepala Sekolah Dasar yang terdapat
pembelajaran Bahasa Mandarin, dan sebagainya. Dari wawancara terhadap Kepala
Dinas Pendidikan Sekolah Dasar menghasilkan bahwa di kota Malang belum terdapat
surat keputusan mengenai pembelajaran bahasa Mandarin di sekolah dasar.
Sehingga Bahasa Mandarin belum menjadi pelajaran wajib maupun muatan lokal.
Hasil
observasi menunjukan bahwa, sekolah yang menerapkan pembelajaran bahasa Mandarin
baik itu pelajaran wajib atau muatan lokal adalah sebagian besar sekolah dasar
swasta di kota Malang. Sekolah yang menerapakan Bahasa Mandarin sebagai
pelajaran ataupun hanya muatan lokal memiliki beberapa alasan tersendiri, yakni
memberi bekal terhadap siswa untuk mengetahui dasar-dasar bahasa Mandarin
dikarenakan bahasa Mandarin dipandang sebagai bahasa yang penting di era
globalisasi, untuk memberikan bekal kepada siswa jika nantinya mereka akan
meneruskan sekolah di luar negeri seperti Tiongkok dan Singapura, serta
diterapkannya bahasa Mandarin untuk mengetahui budaya Tionghoa.
Penerapan
pembelajaran bahasa Mandarin di sekolah dasar memiliki beberapa manfaat yang dirasakan oleh sekolah maupun siswanya.
Pihak sekolah mengataka bahwa apabila di sekolahnya diterapkan bahasa Mandarin
akan menjadi daya saing tersendiri dengan sekolah lain yang tidak menggunakan
bahasa Mandarin. Sekolah yang menggunakan bahasa Mandarin akan menjadi
pertimbangan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. Manfaat
bagi siswa yaitu mampu menguasai dasar-dasar bahasa Mandarin sehingga saat
mereka akan melanjutkan ke jenjang berikutnya baik di dalam negeri maupun luar
negeri (Singapura dan Tiongkok) bisa mengikuti dan bahkan lebih unggul
dibanding siswa lain.
Selain
itu siswa memang harus dituntut mempunyai softskill tertentu selain
kemampuan akademik, misalnya softskill dalam bidang bahasa Mandarin.
Karena untuk menghadapi AFTA maupun MEA saat ini dimana akan banyak orang asing
yang masuk Indonesia salah satunya yaitu Tiongkok, sehingga kemampuan bahasa Mandarin
bagi siswa akan sangat mampu bersaing dengan orang asing pendatang dari
berbagai hal.
Tingkat
kecerdasan di dua sekolah yang menjadi sampel penelitian menunjukkan bahwa
tingkat kecerdasan siswa Brawijaya Smart School (BSS) yang tidak terdapat
bahasa Mandarin sebagian besar memang tinggi dibandingkan sekolah dasar Advent
yang terdapat bahasa Mandarin. Namun sebagian besar siswa Advent memiliki hasil
tes psikologi berkategori rata-rata dengan nilai 90-109.
Berikut
prosentasi hasil tes psikologi pada siswa Advent:
KETERANGAN
:
KATEGORI
IQ
70-79
= BORDERLINE 80-89 = DI BAWAH
RATA-RATA
90-109
= RATA-RATA 110-119 = DI ATAS
RATA-RATA
120-129
SUPERIOR
>
130 = VERY SUPERIOR
Hasil
penelitian menunjukan bahwa sebanyak 75% aksara dan bahasa Mandarin berpengaruh
terhadap kecerdasan siswa SD terutama SD Advent yang terdapat pembelajaran
bahasa Mandarin. Mereka mendapat pembelajaran bahasa Mandarin sejak di Taman
kanak-kanak.
Dalam
menuliskan aksara Mandarin diperlukan ketelitian, karena huruf yang ditulis
harus sesuai dengan urutan goresan, sehingga hal tersebut dapat mengasah otak
siswa untuk lebih teliti dan cermat, serta melatih daya ingat dan imajinasi.
Misalnya dalam menuliskan angka lima (五), mereka mengimajinasikan angka
tersebut sebagai gambar “kursi”.
4.
KESIMPULAN
Penggunaan
aksara dan Bahasa Mandarin untuk Sekolah Dasar di Indonesia khususnya di daerah
Malang sebagian besar diterapkan di Sekolah Dasar Swasta. Tidak adanya surat
keputusan resmi dari Dinas Pendidikan Kota Malang yang mewajibkan Bahasa
Mandarin sebagai mata pelajaran wajib yang membuat Sekolah Dasar di Kota Malang
hanya memasukan Bahasa Mandarin sebagai Muatan Lokal. Sistem pengajaran yang
diterapkan di dalam kelas merupakan kebijakan dari Sekolah dan guru Mandarin
masing-masing.
Banyak manfaat
yang didapatkan dari penerapan Aksara dan Bahasa Mandarin untuk siswa Sekolah
Dasar.Selain untuk melatih menguasai berbahasa Mandarin, siswa juga bisa
mengasah daya ingat karena untuk menuliskan aksara Mandarin terkadang siswa
mengimajinasikan bentuk-bentuk yang hampir serupa dengan Aksara Mandarin
tersebut. Hal tersebut menjadikan siswa yang belajar Aksara dan Bahasa Mandarin
terbukti lebih cerdas dari pada siswa yang tidak pernah atau belum mempelajari
Aksara dan Bahasa Mandarin.
Siswa-siswa
Sekolah Dasar (SD Advent) yang mempelajari Aksara dan Bahasa Mandarin memiliki
tingkat kecerdasan merata. Dibuktikan dengan hasil tes psikologi yang telah
dilaksanakan.
5.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami
sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini,
diantaranya:
- Bapak M. Andhy Nurmansyah, M.Hum, selaku Pembantu Dekan bidang kemahasiswaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya
- Ibu Diah Ayu Wulan, M.Pd, selaku ketua program studi Sastra Cina dan Pembimbing penelitian
- Laboratorium Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya yang telah bekerja sama terkait pelaksanaan psikotest
- Sekolah Dasar Advent dan Brawijaya Smart School (BSS) sebagai sampel penelitian
- Kepala Dinas Pendidikan bidang Sekolah Dasar selaku responden penelitian
- Kepala Sekolah Dasar di kota Malang yang menerapkan pembelajaran bahasa Mandarin selaku responden penelitian
- Pihak-pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
6.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta
Brown H. Douglas. 2007. Prinsip Pembelajaran dan
Pengajaran Bahasa. Jakarta: Pearson Education
Strauss,
Anselm dan Juliet Corbin. 2009. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif:
Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suparto.
2003. Penulisan Aksara Mandarin yang Baik dan Benar. Jakarta:Puspa Swara
Suyanto, Bagong dkk, 2011. Metode Penelitian
Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
http://firstandrean.wordpress.com/belajar-Mandarin-banyak-manfaatnya/
(Di unduh pada tanggal 13 September 2014 pukul 15:09)