Pantai Coro Tulungagung |
Wisata Sehari di Tulungagung Kota Marmer
Hoooolaaaaa...
nihao! Wah Tulungagung? Asyik banget ya bisa pergi ke kota produsen Marmer
alami terbesar di Indonesia ini. Yap, aku berkesempatan menjelajah Tulungagung
pada awal tahun 2016 lalu. Perjalanan ditempuh selama 3 jam menggunakan sepeda
motor dari kota Malang tempat aku belajar. Serunya perjalanan kali ini itu aku
pergi bareng temen-temen ke rumahnya salah satu teman dekatku. Sudah terbayang
di benakku gimana indahnya liburan di Tulungagung ini.
Ya,
Tulungagung merupakan salah satu penghasil Marmer terbesar di Indonesia. Bahkan
marmer produksi dari Tulungagung ini juga sudah berhasil menembus pasar ekspor
lho. Keren kan? Daerah penghasil marmer ini terletak di kawasan selatan Tulungagung,
sekitar 30 sampai 45 menit dari pusat kota. Aku juga punya lho gantungan kunci
marmer dari Tulungagung ini, pemberian dari temanku yang sedang aku kunjungi
rumahnya ini.
Lalu
sehari di Tulungagung ini bisa ngapain aja ya? Oke, sehari di kota marmer ini
bisa mengunjungi beberapa tempat wisata sekaligus. Check this out pengyoumen
(friends)!
1. Pantai
Sidem
Pantai Sidem Tulungagung |
Tempat
pertama yang aku kunjungi yaitu pantai pasir hitam di deretan pantai selatan
Tulungagung. Seperti yang kita ketahui kalau pantai selatan Jawa Timur adalah
deretan pantai dengan perbukitan yang sangat indah dan menawan, nggak kalah
pokoknya sama pantai-pantai di Bali atau Lombok deh. Nah, dalam perjalanan
menuju pantai Sidem ini aku juga melewati kawasan produsen marmer Tulungagung
lho. Tapi yang aku lihat ternyata sudah banyak bukit-bukit yang habis karena diambil
secara besar-besaran. Mungkin suatu saat akan habis marmer di Tulungagung ini?
Setelah
sampai di kawasan pantai Sidem ini ternyata belum ada petugas penjaga loket. Senangnya
hatiku karena tidak perlu membayar HTM, haha. Pantai Sidem ini memiliki garis
pantai yang lumayang panjang. Banyak juga pedagang atau warung-warung di
pinggiran pantainya. Karena terlalu pagi ke pantai ini tapi tetap ketinggalan
momen sunrise-nya sih, jadi hanya bisa lihat para nelayan yang sedang
mendarat setelah melaut menangkap ikan sejak malam atau dini hari. Justru, di
situlah letak keseruannya, sebab bisa menikmati gimana sih para nelayan ini
bekerja. Jarang banget kan lihat yang beginian pastinya.
2. Reco
Sewu
arca utama Reco Sewu |
Reco
sewu terletak di kawasan pantai popoh yang juga dekat dengan pantai sidem. Lantas
apa itu reco sewu? Berdasar cerita dari temanku yang asli Tulungagung ini, Reco
sewu itu patung yang jumlahnya seribu dan berbentuk arca penjaga dengan mata
melotot dan membawa pentungan yang diangkat di bahu sebelah kanan dan kiri. Tempat
ini juga dikenal memiliki aura mistis karena juga biasanya sebagai tempat
pemujaan.
Sejarahnya
kenapa ada reco sewu ini yaitu dari sebuah pabrik rokok retjo pentung milik Alm
bapak Soemiran yang mengalami bangkrut pada awal tahun 2000an. Pabrik retjo
pentung ini pernah berjaya pada masanya. Namun entah apa yang membuat pabrik
tersebut bisa bangkrut dan kenapa dibuat seribu arca, aku juga kurang memahami
faktanya karena temanku ini juga ceritanya masih desas-desus bukan dari sumber
yang pasti dan jelas. Tapi terlepas dari itu semua, reco sewu merupakan tempat
yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi.
3. Pantai
Coro
jurus coro/kecoa terbang di Pantai Coro |
Destinasi
yang selanjutnya yaitu pantai coro yang terletak tidak jauh dari reco sewu. Tapi,
kalau mau kesana hanya bisa dilalui dengan jalan kaki saja dari tempat reco
sewu berada. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di pantai coro sekitar 30
menit. Wah lumayan juga ya? Iya, lumayan juga capeknya, haha. Nah, manfaatkan
perjalanan itu buat bercanda dan seru-seruan bareng teman-teman dong pastinya. Bisa
main games, curhat-curhat, buat video, jadi jalan kaki sejauh itu pun tidak
akan terasa.
Pemandangan
menuju pantai coro juga lumayan indah, naik turun bukit lewati lembah, hutan
jati, perkebunan dan persawahan warga. Nah pantai coro ini merupakan pantai
pasir putih yang garis pantainya tidak terlalu panjang, mungkin hanya sekitar
200 meter saja. Tapi pantai coro ini benar-benar masih alami dan sepi lho. Terus,
kenapa dinamakan pantai coro ya? Entahlah, kita pun masih bertanya-tanya dan
tak tahu jawaban pastinya. Sebab, saat tanya warga juga kurang tahu pastinya,
yang jelas dari dulu memang sudah dinamakan pantai coro.
4. Guo
Lowo
pintu masuk Guo Lowo |
Nah,
sebenarnya guo lowo ini secara administratif terletak di kabupaten Trenggalek,
tapi karena benar-benar dekat dengan Tulungagung atau di perbatasan, ya sudah
akhirnya kita juga pergi ke gua ini. Perjalanan menuju guo lowo membutuhkan
waktu sekitar 30 sampai 45 menit. Kenapa namanya guo lowo? Ya bisa di tebak
kali ya dari namanya itu sendiri kalau gua ini memang terdapat banyak
kelelawar. Saat masuk memang belum terlalu kerasa. Tapi, kalau sudah sampai di
tengah akan terasa aroma kotoran kelelawar yang lumayan bikin menyengat hidung.
Kalau suaranya sih nggak terlalu terdengar, kan kalau siang si lowo itu bobo,
hehe.
bertapa di Guo Lowo |
Oke,
begitulah kira-kira sehari wisata di Tulungagung kota Marmer. Waktu yang
dibutuhkan cuma sampai siang aja sekitar pukul 13.00, soalnya sorenya kita
harus balik ke Malang. Sebenarnya sorenya kita mau ke alun-alun Tulungagung,
tapi karena hujan nggak jadi deh. Padahal kan katanya kalau pergi ke suatu
daerah wajib ke alun-alunnya. Belum berkunjung ke suatu daerah kalau belum ke
alun-alunnya. Mungkin lain kali bisa berkunjung ke Tulungagung ya, karena masih
banyak banget tempat wisata yang belum dikunjungi.
Notes:
- HTM pantai sidem sekitar Rp 5.000-10.000 kalau mau gratisan kayak aku ya harus kesana pagi-pagi ya, hehe.
- Reco sewu tanpa HTM, hanya bayar parkir saja. Nah, kalau berkunjung ke reco sewu ini harus jaga sikap ya. Tidak boleh bicara kotor dan sembarangan karena ini tempat mistis, katanya sih gitu, hehe.
- HTM pantai coro tidak ada, hanya bayar parkir saja sekalian reco sewu tadi, jadi gratis.
- HTM guo lowo Rp 8.000
Artikel bagus kak. Jika kakak ingin membeli mobil untuk area tulungagung,kediri,trenggalek dan blitar bisa wa kami 0882 2628 3475
BalasHapus