Senin, 17 Februari 2014

Realitaskah Pendidikan Kepramukaan Untuk Kurikulum Saat Ini


Akhir-akhir ini Gerakan Pramuka mengalami masa surut, karena tidak seaktif seperti dahulu. Sekolah-sekolah sudah mulai meninggalkan pendidikan kepramukaan karena dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Gerakan Pramuka dianggap masyarakat saat ini sudah kuno, apalagi oleh anak-anak dan pemuda yang sudah mulai terbawa arus modernisasi. Gejala tersebut bisa terlihat dari mulai menghilangnya gerakan pramuka di sekolah-sekolah, menurunnya partisipasi siswa untuk mengikuti kegiatan kepramukaan dan yang paling gampang dilihat yaitu sudah tidak dipakainya lagi seragam pramuka yang berwarna cokelat tersebut di sekolah.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Menurut hemat saya, karena masyarakat terutama siswa-siswa tidak mau mengenal pramuka. Bagaimana mau mengenal, menyentuh pun tidak sama sekali. Ada pepatah yang mengatakan “kalau tak kenal maka tak sayang”, sepertinya pepatah tersebut benar adanya melihat kondisi gerakan pramuka yang sepi dan surut.

Lantas, realitaskah Gerakan Pramuka diterapkan lagi untuk pendidikan saat ini? Jawabannya sudah pasti iya dan sangat penting Gerakan Pramuka untuk pendidikan di Indonesia sekarang ini ditengah menurun dan rusaknya nilai moral serta karakter pemuda saat ini. Jawaban tersebut merupakan pengalaman penulis saat mengikuti kegiatan pelatihan Gerakan Pramuka dalam kurikulum 2013.

Misalnya saja, seberapa pentingkah materi tentang sandi seperti sandi morse untuk kehidupan saat ini dimana teknologi komunikasi sudah sedemikian hebatnya. Pernyataan tersebut Memang benar adanya, untuk apa sandi morse diajarkan kepada para siswa ketika mereka bisa dengan mudah berhubungan dan berkomunikasi jarak jauh dengan menggunakan teknologi telepon seluler.

Perlu diketahui bahwa menurut beberapa penelitian, sandi morse sangat bagus untuk merangsang perkembangan saraf sensorik dan motorik untuk anak setingkat pramuka siaga. Rangsangan tersebut bisa terjadi karena sandi morse dengan bunyi peluitnya memaksa anak untuk berfikir secara cepat huruf apa yang dikeluarkan dari suara peluit tersebut. Selain itu, sandi morse juga sangat berguna ketika terjadi bencana yang kita tidak tahu kapan bencana tersebut datang.

Misalnya saja kemarin saat terjadi bencana alam gunung kelud meletus, yang menyebabkan kerusakan sehingga listrik padam serta sempat menghilangnya jaringan telekomunikasi. Sandi morse sangat dibutuhkan ketika ada kejadian tersebut, karena sangat tidak mungkin orang-orang berkomunikasi dengan cara bertatap muka saat terjadi gawat darurat bencana dengan terhalang oleh jarak dan beberapa kerusakan alam.

Sekarang ini Pramuka mulai dimunculkan kembali oleh pemerintah melalui kurikulum 2013 yang baru, pasalnya gerakan pramuka dianggap sangat penting dan sangat tepat untuk menangani masalah pemuda saat ini yang sudah mulai terbawa arus globalisasi serta modernisasi.

Pemuda Indonesia saat ini sudah mulai terkikis nilai moral dan karakternya yang disebabkan oleh pengaruh budaya barat yang tak dapat disaring dengan baik sehingga sudah tidak sesuai lagi dengan nilai-nilai moral dalam Pancasila. Melalui kurikulum 2013 ini pemerintah mencoba merangkul kembali para pemuda untuk mengisi waktu luangnya dengan mengikuti kegiatan kepramukaan di sekolah. Mau dibawa kemana negeri ini jika para pemuda penerus generasi bangsanya mengisi waktu luang dengan hal-hal yang tidak benar sehingga menyebabkan tawuran antar sekolah terjadi dimana-mana.

Gerakan Pramuka juga telah mengikuti perkembangan zaman dengan berubahnya beberapa materi kepramukaan agar sesuai dengan kondisi sekarang namun tetap tidak menghilangkan esensi dari gerakan pramuka tersebut.

Hidup Gerakan Pramuka!
Indonesia Jaya!